Tante Narti mengirimiku buku
catatan hariannya. Aku tak pernah bertemu dengannya. Saat kuberitahu ibu
perihal buku catatan harian itu, ia menanggapinya biasa-biasa saja. Bagi ibu,
adik keduanya itu ia anggap telah meninggal.
Pada halaman pertama tertulis:
jadikan buku catatan harian ini sebagai novel. Sebab aku tak memilki waktu yang
cukup untuk kugarap jadi novel, kuceritakan padamu saja isi buku catatan harian
itu.
Tante Narti bersuamikan Sunre,
anggota dewan pada fraksi yang menangani anggaran. Selain menunjukkan sifatnya
sebagai istri anggota dewan yang terhormat, ia juga begitu mudah dijumpai di
tempat-tempat perbelanjaan sambil menenteng sepatu atau busana dari merek-merek
mahal.
Dan seperti tak puas dengan satu
suami, ia berselingkuh dengan Romi, siswa SMA kelas tiga yang juga pimpinan
sebuah genk motor.
Tante Narti memiliki dua putra: Dandung
dan encong. Dandung duduk di kelas dua SMA, adik kelas Romi, Encong kelas tiga
SMP.
Sebelum menginjakkan kakinya di
kelas dua SMA, Dandung telah banyak bertualang di beberapa sekolah.
Ketika kelas tiga SD, ia pindah
karena dua pelanggaran berat. Pertama, selalu mencegat temannya di kantin dan
memalaknya. Kedua, melempar ular karet ke dalam rok teman perempuannya. Di
kelas lima pun dia pindah lagi karena dua pelanggaran juga. Sebanyak lima kali
naik ke atas meja lalu berjoget sambil melorotkan celananya. Dengan sengaja
menendang bola hingga mengenai kaca ruang guru hingga pecah. Saat kelas satu
SMP, ia pindah lagi karena kepergok sebanyak tiga kali mengintip teman
perempuannya ganti baju di wc setelah pelajaran olahraga. Terakhir pindah
sekolah pada kelas satu SMA. Sebab saat jam istirahat, ia bermain jailangkung
dalam kelas. Jailangkung yang datang karena ia undang itu, tak mau pulang hingga
seluruh teman sekelasnya yang perempuan kesurupan. Lalu berpindah ke kelas lain
hingga hampir seluruh siswa perempuan di sekolah itu kesurupan. Sebuah tv
nasional sempat meliput kesurupan berjamaah itu.
Dandung tak pernah menunjukkan
perilaku sebagai siswa. Ia lebih banyak nongkrong di tempat hiburan malam
daripada tinggal di rumah untuk belajar. Perihal menggaet perempuan, Dandung jawaranya.
Pacarnya tersebar di empat SMA dan dua SMP. Dari sekian banyak pacarnya, justru
ia setia pada Siska, yang juga selingkuhan ayahnya.
**
Sunre dahulunya model. Berbekal
ketampanannya, ia memperistri penyanyi dangdut yang goyangannya membangkitkan
imaji mesum. Dengan biaya istrinya, ia sukses jadi anggota dewan dari partai
yang getol merekrut kader pesohor. Setahun kemudian, ia menceraikan si penyanyi
dangdut kemudian menikahi anggota dewan yang juga pesohor. Sebab terjerat kasus
pembangunan gedung olahraga, Sunre menceraikan istri keduanya itu.
Sunre bertemu Tante Narti di
salon langganannya. Meski sudah jadi anggota dewan, hobi bersoleknya tak
berubah. Sunre senang jika yang memotong rambutnya adalah Roman, kakekku. Dan Sunre
menerima saja ketika Roman menyarankannya untuk menikahi Tante Narti.
Enam bulan setelah Dandung berada
di kelas tiga SMP, Sunre selingkuh dan membelikan mobil dan apartemen pada selingkuhannya
itu.
**
Suasana rumah Tante Narti tak
jauh beda dengan suasana medan pertempuran. Jika mereka bertemu yang terdengar
hanya perdebatan, bentakan, pintu yang dibanting, dan meja yang digebrak.
Diantara banyak hal, perihal Enconglah yang palin sering menyulut pertempuran
mereka.
“Jangan arisan terus, perhatikan
anakmu, ia semakin cantik,” kata Sunre
“Kamu juga rapat terus.”
“Anakmu seperti itu karena
kakeknya kerja di salon.”
“Sialan kau, jangan membawa ayahku
dalam masalah kita.”
Betapa menderitanya Encong.
Selain selalu menjadi bahan pertengkaran orang tuanya, ia juga jadi bahan
ejekan kakaknya. Jika mereka bertemu saat hendak ke sekolah, Dandung menepuk
bokong Encong dan berkata, “kamu tak lupa kan pakai pembalut?” Atau Dandung
biasa juga meremas dada Encong dari belakang.
Encong pun bingung siapa yang
bisa disalahkan dengan kondisinya. Ia tak bisa membohongi nalurinya yang lebih
memilih tinggal bergosip dengan teman perempuannya ketimbang bermain sepak bola
atau bola basket dengan teman laki-lakinya ketika jam istirahat di sekolah.
Sebuah pertempuran akan mencapai
puncaknya. Dan Tante Narti merasa puncak perang itu tiba ketika Dandung minta
dinikahkan dengan Siska. Bila ia tak segera dinikahkan, Dandung akan
membocorkan rahasia perselingkuhannya. Ketika Tante Narti menyampaikan hal itu
pada Sunre, ia langsung menolak permintaan anaknya itu. Tante Narti dipusingkan
pula oleh permintaan Encong untuk operasi ganti kelamin. Dalam suasana kacau
itu, Romi meminta untuk dibelikan mobil dan mengancam akan meninggalkannya jika
tak dikabulkan.
Dandung terus mendesak. Encong
terus mendesak. Romi terus mendesak. Sunre tak pernah pulang selama sebulan.
Seperti seorang prajurit yang
terluka parah dalam medan pertempuran, Tante Narti bersembunyi di sebuah
penginapan murah dan mengobati luka hatinya dengan meminum beberapa butir obat
dari seorang bandar narkoba.
Ia berlari di atas awan dan
meluncur di atas pelangi. Dan saat ia jatuh kembali di bumi, Tante Narti tak
lagi di atas ranjang tapi di kantor polisi.
**
Di dalam penjara, Tante Narti
selalu dikunjungi laki-laki tampan bersayap.
Setelah
dua tahun mendekam di penjara, ia bebas. Kemudian Tante Narti mengaku sebagai
nabi dan telah menikah dengan Malaikat Jibril. Dan proses pengangkatannya jadi
nabi dan pernikahannya dengan Malaikat Jibril sangat menarik, namun akan
kuceritakan padamu lain kali.
Catatan:
Gambar cerpen ini menggunakan vektor dari silhouttes
0 Response to "Tante Narti Jadi Nabi"
Posting Komentar